Apakah ada hubungan CP dan STPPA? Apabila ada capaian pembelajaran CP kenapa harus ada standar tingkat pencapaian anak STPPA? Ternyata ada kaitan Capaian Pembelajaran dan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak. Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) kini masuk dalam jajaran objek penerapan kurikulum Merdeka. Nah dengan adanya perubahan kurikulum ini otomatis juga mengubah pada STPPA dan CP. Bagaimana penerapan-nya? Yuk simak sampai selesai.
STPPA: Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Pada jenjang PAUD, SKL nya adalah standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini (STPPA) yang memuat profil peserta didik sebagai kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menjadi deskripsi capaian perkembangan peserta didik dari hasil partisipasinya pada akhir pendidikan anak usia dini.
Berdasarkan Permendikbud nomor 5 tahun 2022 ini yang menggantikan Permendikbud 137 tahun 2014, STPPA Standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini difokuskan pada aspek perkembangan anak yang mencakup 6 aspek berikut :
a. nilai agama dan moral;
b. nilai Pancasila;
c. fisik motorik;
d. kognitif;
e. bahasa; dan
f. sosial emosional.
Masing-masing aspek perkembangan dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi STPPA yang dapat dilihat disini. Adapun masing-masing deskripsi, ruang lingkupnya dapat dilihat disini.
Apa Itu CP? Capaian Pembelajaran
Sebagai acuan untuk pembelajaran intrakurikuler, CP dirancang dan ditetapkan dengan berpijak pada Standar Nasional Pendidikan terutama STPPA dan Standar Isi. Oleh karena itu, pendidik yang merancang pembelajaran dan asesmen PAUD tidak perlu lagi merujuk pada dokumen STPPA dan standar isi, cukup mengacu pada CP.
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan untuk mencapai perkembangan anak yang lebih optimal dan merujuk pada STPPA. Acuan utama yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah adalah CP. STPPA dapat digunakan satuan pendidikan sebagai referensi tambahan dan menjadi pertimbangan saat satuan pendidikan dalam merumuskan visi, misi, dan profil lulusan dalam kurikulum operasional KOSP.
Memahami CP adalah langkah pertama dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen. Untuk dapat merancang pembelajaran dan asesmen PAUD dengan baik, CP fase fondasi perlu dipahami secara utuh, termasuk keterkaitan fase fondasi dengan fase di atasnya, serta tujuan dan karakteristik dari PAUD yang perlu tercermin di dalam proses pembelajaran.
Apakah Capaian Pembelajaran (CP) menggantikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)?
Bagaimana menggunakan STPPA dan Capaian Pembelajaran (CP)?
PAUD adalah pijakan pertama anak di dunia pendidikan dan titik awal perjalanannya dalam berkembang dan berperan di komunitas, negara, dan dunia. Sebagai pijakan pertama, pengalaman anak di PAUD sangatlah penting. Apabila pengalaman belajar yang mereka alami di PAUD menyenangkan dan bermakna, maka akan terbangun rasa positif terhadap belajar yang menjadi bekal mereka dalam melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Kualitas layanan yang diterimanya juga menentukan apakah pengalaman tersebut berhasil mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini yang merupakan kesempatan yang tak dapat kembali.
Satuan PAUD di dapat mengembangkan alur dan tujuan pembelajaran berdasarkan karakteristik satuan, kebutuhan, dan minat anak serta kondisi lingkungan sekitar dan juga keterkaitan dengan CP. Nah jadi alur tujuan pembelajaran antar tiap satuan itu bisa sangat berbeda. Alur disini adalah bagian dari elemen-elemen CP yang dikembangkan di tiap semester. Pihak Kemendikbud ristek itu tidak membuat contoh-contoh untuk menyusun alur pembelajaran, melainkan contoh tujuan pembelajaran yang dituliskan dalam buku panduan guru PAUD kurikulum merdeka. nah Oleh karena itu alur pembelajaran di satuan PAUD itu dianjurkan sangat fleksibel untuk berganti dan dimodifikasi agar mengakomodir kebutuhan dan minat anak.
contoh-contoh modul ajar disediakan oleh pemerintah sehingga dapat dijadikan sebagai inspirasi bagi satuan pendidikan, lalu satuan pendidikan dan pendidik itu bisa mengembangkan modul ajar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi dan atau menggunakan modul yang disediakan pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Maka dari itu didikannya menggunakan modul ajar yang disediakan oleh pemerintah itu tidak perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran, RPP, atau modul ajar secara keseluruhan.
Berikut adalah model pembelajaran yang dapat digunakan di satuan PAUD: projek, inquiry, maupun model pembelajaran lain yang masih relevan digunakan selama dapat membangun pengalaman bermain belajar yang bermakna, kontekstual, dan sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Nah gimana ayah bunda sudah siapkah dengan model-model pembelajaran baru?