PAUD Jateng kali ini membedah bagaimana kurikulum merdeka PAUD dan karakteristiknya dalam mengatasi learning loss atau ketertinggalan pembelajaran jenjang pendidikan anak usia dini. Sebagaimana kita ketahui, dunia termasuk Indonesia mengalami krisis pendidikan dalam beberapa tahun terakhir sebagai dampak dari Covid-19. Krisis pembelajaran merupakan masalah yang berkepanjangan di Indonesia, terjadi bahkan sejak sebelum pandemi COVID-19, dan diperparah dengan situasi pembelajaran di masa pandemi.
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar.
Krisis ini ditunjukkan dengan capaian hasil belajar yang relatif rendah untuk Indonesia dibandingkan banyak negara lain, serta kesenjangan kualitas belajar yang nyata. Kurikulum saja tidak cukup untuk menjadi jalan keluar masalah ketertinggalan pembelajaran (learning loss). Namun karena kurikulum mempengaruhi cara pendidik bekerja, maka penyesuaian kurikulum perlu dilakukan bersama upaya-upaya lainnya.
Hadirnya Kurikulum Merdeka PAUD
Kurikulum Merdeka melanjutkan upaya penyederhanaan kurikulum yang diawali dengan Kurikulum Darurat, juga upaya penguatan karakter dan kompetensi yang sudah dimulai sejak kurikulum sebelumnya. Secara garis besar, kebaruan dari Kurikulum Merdeka adalah adanya: (1) pembelajaran yang lebih mendalam, tidak terburu-buru, sehingga setiap peserta didik dapat mencapai kompetensi minimum; (2) pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik; dan (3) pembelajaran melalui projek untuk penguatan karakter dalam profil pelajar Pancasila.
Apa Itu Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka PAUD adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Apakah Kurikulum Merdeka Wajib Diterapkan ?
No No No, Tidak! Sebagai upaya pemulihan pembelajaran, implementasi Kurikulum Merdeka tidak diwajibkan.
Satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari 3 kurikulum: Kurikulum 2013, kurikulum darurat, atau Kurikulum Merdeka. Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang Satuan PAUD diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih :
![karakteristik kurikulum merdeka paud karakteristik kurikulum merdeka paud](https://www.paud.id/wp-content/uploads/2022/09/karakteristik-kurikulum-merdeka-paud.webp)
Untuk Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan dapat mengimplementasikannya sesuai kesiapan masing-masing. Pemerintah menyediakan dukungan kebijakan dan teknis, termasuk berbagai sumber untuk guru dalam Platform Merdeka Mengajar. Pemerintah Daerah diharapkan mendukung dan memfasilitasi satuan pendidikan untuk menentukan pilihan kurikulum, mempelajari Kurikulum Merdeka, serta dalam proses mengimplementasikannya sesuai filosofi dari Kurikulum Merdeka ini.
Karakteristik Kurikulum Merdeka
Sebagaimana disebutkan sebelumnya tentang kebaruan kurikulum merdeka PAUD, ke-3 hal di atas menjadi karakteristik, penjelasannya :
1. Fokus pada materi esensial
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan. Kegiatan bermain bermakna sebagai proses belajar yang utama, di mana jelas terlihat keterkaitan kegiatan dengan tujuan pembelajaran, serta juga menggunakan sumber belajar nyata dari lingkungan sekitar. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan buku bacaan anak atau dukungan teknologi.
STPPA sudah tercermin di dalam Capaian Pembelajaran. Yang menjadi acuan langsung dalam pembelajaran dan asesmen adalah Capaian Pembelajaran.
2. Pembelajaran berbasis projek
Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
3. Fleksibel
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka PAUD
Adopsi dalam penerapan Kurikulum Merdeka PAUD dapat dilakukan secara bertahap. Satuan pendidikan mempelajari Kurikulum Merdeka, melakukan penilaian diri dan menentukan pilihan implementasi Kurikulum Merdeka sesuai kesiapan satuan pendidikan masing-masing. Ada 3 pilihan implementasi kurikulum merdeka yang dapat dijalankan oleh Satuan Pendidikan yaitu :
Mandiri Belajar
Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan (K-13) yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan PAUD.
Mandiri Berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD.
Mandiri Berbagi
Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD.
Kurikulum Merdeka dan Learning Crisis / Learning Loss
Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa banyak dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Temuan itu juga juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia.
Keadaan ini kemudian semakin parah akibat merebaknya pandemi Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut, maka kita memerlukan perubahan yang sistemik, salah satunya melalui kurikulum. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Untuk itulah Kemendikbud mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama kita alami.