Deep Learning PAUD: Metode Pembelajaran Mendalam Bermakna. Kementerian Pendidikan Indonesia akan menerapkan pendekatan Deep Learning mulai tahun ajaran 2025/2026 sebagai bagian dari pembaruan sistem pendidikan nasional. Dalam paparan yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, pendekatan ini bukanlah kurikulum baru melainkan metode pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna.

Apa itu Deep Learning?

Deep Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam dan bermakna, bukan sekadar menghafal atau mengejar nilai. Berbeda dengan Surface Learning (pembelajaran permukaan) dan Achievement Learning (pembelajaran berorientasi pencapaian), Deep Learning menekankan pada:

  1. Mindful Learning – Pembelajaran yang melibatkan murid secara aktif, memberikan ruang refleksi, dan menghargai kehadiran setiap murid.
  2. Meaningful Learning – Pembelajaran yang bermakna di mana murid memahami mengapa mereka mempelajari suatu materi dan bagaimana pengetahuan tersebut bermanfaat dalam kehidupan.
  3. Joyful Learning – Pembelajaran yang menyenangkan karena murid merasa terlibat, dihargai, dan antusias terhadap proses belajar.

Perbedaan dengan Pendekatan Konvensional

Menteri menjelaskan beberapa perbedaan pendekatan Deep Learning dengan metode pembelajaran konvensional:

  • Surface Learning hanya fokus pada pengetahuan faktual (declarative knowledge) dan menghafal tanpa memahami mengapa dan bagaimana. Ini seperti murid yang hanya belajar “siapa menteri pendidikan” tanpa memahami signifikansinya.
  • Achievement Learning berfokus pada nilai dan pencapaian. Murid belajar hanya untuk lulus ujian, mencari bocoran soal, dan setelah ujian selesai, ilmu yang dipelajari terlupakan.
  • Deep Learning menggabungkan pengetahuan deklaratif (mengetahui apa), prosedural (mengetahui bagaimana), dan pengetahuan kontekstual (mengetahui mengapa). Pendekatan ini membantu murid mengaplikasikan ilmu dalam berbagai situasi, bahkan yang belum pernah mereka alami.
Deep Learning PAUD: Metode Pembelajaran Mendalam Bermakna

Implementasi Deep Learning

Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, beberapa perubahan akan dilakukan:

  1. Pengurangan muatan materi – Mata pelajaran tetap sama, tetapi jumlah pokok bahasan akan dikurangi. Misalnya, dari 10 pokok bahasan menjadi 6-7 yang benar-benar penting, sehingga guru tidak perlu “kejar tayang”.
  2. Pelatihan guru – Akan diadakan pelatihan bagi guru-guru untuk menerapkan pendekatan Deep Learning. Pelatihan ini juga akan dihitung sebagai pemenuhan 24 jam kerja yang disyaratkan bagi guru bersertifikasi.
  3. Pendekatan pembelajaran kritis – Mendorong critical thinking, menghubungkan antar ilmu, dan memberikan makna pada setiap pembelajaran.
  4. Sistem evaluasi baru – Akan ada perubahan format ujian untuk mendukung pendekatan Deep Learning, meskipun detail spesifiknya belum diumumkan.

Pendidikan Karakter

Selain Deep Learning, Kementerian juga meluncurkan program pendidikan karakter:

  1. Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat – Program untuk membangun karakter generasi muda.
  2. Senam Indonesia Hebat – Senam 10 menit yang diajarkan di sekolah sebelum pembelajaran dimulai, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa bersama.

Deep Learning (pembelajaran mendalam) sangat cocok untuk anak-anak usia PAUD ketika diterapkan dengan cara yang sesuai dengan perkembangan mereka. Mari kita bahas mengapa pendekatan ini sebenarnya ideal untuk pendidikan anak usia dini.

Pentingnya Deep Learning PAUD

Pembelajaran mendalam di PAUD tidak berarti mengajarkan konsep-konsep sulit atau akademis. Sebaliknya, ini adalah pendekatan yang menghargai cara alami anak belajar: melalui bermain, eksplorasi, dan penemuan.

Anak-anak kecil secara alami memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu bertanya “mengapa” tentang dunia di sekitar mereka. Mereka juga senang mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru. Sifat alami ini sangat selaras dengan prinsip Deep Learning.

Alasan Deep Learning Cocok untuk PAUD

1. Anak-anak belajar lebih baik melalui pengalaman langsung

Anak usia PAUD belajar melalui sentuhan, gerakan, dan pengalaman nyata. Ketika anak menanam biji dan melihatnya tumbuh, mereka memahami konsep pertumbuhan jauh lebih baik daripada hanya melihat gambar di buku.

2. Anak-anak membutuhkan waktu untuk mengeksplorasi

Pendekatan Deep Learning memberikan anak-anak waktu yang cukup untuk menyelidiki suatu topik. Mereka tidak terburu-buru pindah dari satu kegiatan ke kegiatan lain, tetapi diberi kesempatan untuk benar-benar mendalami suatu pengalaman.

3. Anak-anak belajar melalui bermain

Bermain adalah cara anak belajar, dan Deep Learning menghargai hal ini. Melalui permainan yang dirancang dengan baik, anak-anak menyelidiki konsep-konsep penting tanpa merasa sedang “diajar”.

4. Anak-anak suka bertanya dan menemukan jawaban

Rasa ingin tahu alami anak-anak membuat mereka pemikir yang alami. Deep Learning memanfaatkan hal ini dengan mendorong pertanyaan dan proses menemukan jawaban.

Kesimpulan

Dengan penerapan Deep Learning, diharapkan murid tidak hanya belajar untuk lulus ujian, tetapi benar-benar memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan pribadinya dan untuk kemajuan bangsa. Pendekatan ini sebenarnya memiliki akar dalam tradisi pendidikan Islam dengan konsep “ilmu yang bermanfaat” dan “ilmu yang tertanam di dalam dada”, menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak sepenuhnya baru namun merupakan penerapan dari nilai-nilai pendidikan yang telah lama ada dalam konteks modern.

Deep Learning sangat cocok untuk anak usia PAUD karena pendekatan ini menghormati cara alami anak-anak belajar. Dengan memberikan pengalaman langsung, waktu untuk eksplorasi, dan kesempatan untuk bermain dan menemukan, kita membantu anak-anak membangun fondasi pemahaman yang kuat dan kecintaan belajar sejak dini.

Guru PAUD tidak perlu khawatir Deep Learning terlalu sulit untuk anak kecil. Sebaliknya, mereka dapat melihatnya sebagai pendekatan yang menghargai kecerdasan alami dan rasa ingin tahu anak-anak, membantu mereka belajar dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna.