Memahami Pendekatan Deep dan Surface Learning dalam Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini. Halo! Kali ini, kita akan belajar tentang dua cara anak-anak bisa belajar sesuatu. Ada yang namanya Deep Learning (belajar mendalam) dan Surface Learning (belajar permukaan). Ketika anak bermain, anak sebenarnya sedang belajar! Belajar adalah cara anak mengetahui hal-hal baru dan mengingat informasi penting.
Ada dua cara utama orang-orang belajar. Kita sebut ini “Deep Learning” dan “Surface Learning”. Mari kita lihat keduanya:
Apa Itu Deep Learning?
Bayangkan ayah bunda sedang membangun rumah dari balok-balok mainan. Jika ayah bunda menggunakan banyak balok dan memikirkan dengan hati-hati bagaimana cara menyusunnya agar kuat dan indah, itulah yang disebut Deep Learning .
Deep Learning adalah ketika seseorang benar-benar ingin memahami sesuatu sampai ke akarnya. Mereka tidak hanya menghafal atau tahu di permukaan saja, tetapi mereka bertanya, “Kenapa begini?” atau “Bagaimana cara kerjanya?”
Contohnya:
- Jika ayah bunda belajar tentang hewan, ayah bunda tidak hanya tahu nama-nama hewan, tapi juga ingin tahu apa makanannya, bagaimana cara hidupnya, dan kenapa mereka penting bagi alam.
- Ayah bunda mungkin bertanya, “Kenapa burung bisa terbang?” lalu mencari tahu tentang sayap, bulu, dan udara.
Orang yang menggunakan Deep Learning biasanya lebih tertarik untuk mengeksplorasi ide-ide baru, berpikir kritis, dan mencari jawaban yang lebih dalam.

Apa Itu Surface Learning?
Sekarang bayangkan ayah bunda sedang bermain puzzle, tapi ayah bunda hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan gambar tanpa benar-benar memperhatikan detailnya. Itulah yang disebut Surface Learning .
Surface Learning adalah ketika seseorang hanya ingin tahu hal-hal dasar atau yang paling penting saja. Mereka mungkin hanya menghafal informasi tanpa benar-benar memahami maknanya. Pada usia dini, surface learning sering kali muncul sebagai pengenalan dasar terhadap konsep-konsep sederhana, seperti warna, bentuk, angka, huruf, atau nama benda di sekitar.
Contohnya:
- Jika ayah bunda belajar tentang angka, kamu hanya menghafal bahwa “2 + 2 = 4” tanpa benar-benar memahami kenapa hasilnya 4.
- Atau jika ayah bunda belajar tentang warna, ayah bunda hanya tahu bahwa langit itu biru, tapi tidak tahu kenapa langit bisa berwarna biru.
- Mengenal warna melalui permainan balok berwarna.
- Belajar menyebutkan nama hewan dari gambar.
- Menyusun puzzle sederhana.
Karakteristik
Karakteristik : Anak-anak pada usia ini masih membangun fondasi kognitif, sehingga mereka cenderung fokus pada pengamatan dan peniruan tanpa memahami hubungan mendalam antara konsep-konsep tersebut.
Meskipun terlihat dangkal, tahap ini sangat penting karena membantu anak membangun kosakata, keterampilan motorik, dan pemahaman dasar yang akan menjadi landasan untuk pembelajaran lebih lanjut. Orang yang menggunakan Surface Learning biasanya hanya ingin menyelesaikan tugas dengan cepat, tanpa terlalu memikirkan detail atau hubungan antara satu hal dengan hal lain.
Mana yang Lebih Baik?
Nah, sekarang mungkin bertanya, “Mana yang lebih baik, Deep Learning atau Surface Learning?” Jawabannya adalah… keduanya berguna , tergantung pada situasinya!
- Deep Learning sangat baik jika ayah bunda ingin benar-benar memahami sesuatu dengan baik. Misalnya, jika ayah bunda ingin menjadi dokter, insinyur, atau ilmuwan, ayah bunda perlu menggunakan Deep Learning karena pekerjaan itu membutuhkan pemahaman yang mendalam.
- Surface Learning juga penting, terutama jika ayah bunda hanya butuh tahu hal-hal dasar. Misalnya, jika ayah bunda sedang belajar nama-nama warna atau huruf, ayah bunda tidak perlu terlalu memikirkan kenapa warna itu ada. Cukup tahu nama dan fungsinya saja sudah cukup.
Ingatlah, setiap anak adalah unik dan mungkin memiliki cara belajar yang berbeda. Yang terpenting adalah membuat belajar menjadi menyenangkan dan bermakna bagi mereka!
Bagaimana Cara Mengoptimalkan Perkembangan Anak dengan Deep Learning?
Jika ayah bunda ingin membantu anak-anak belajar dengan cara Deep Learning , berikut beberapa tipsnya:
- Ajukan Pertanyaan Terbuka
- Daripada hanya memberi tahu jawaban, ajukan pertanyaan seperti, “Menurutmu, kenapa daun itu hijau?” Ini akan membuat anak berpikir dan mencari jawaban sendiri.
- Berikan Pengalaman Nyata
- Bawa anak-anak ke tempat-tempat seperti kebun binatang, museum, atau taman. Biarkan mereka melihat, merasakan, dan bertanya tentang apa yang mereka lihat.
- Dorong Eksplorasi
- Berikan mainan edukatif seperti balok, puzzle, atau alat eksperimen sains. Biarkan mereka mencoba hal-hal baru dan belajar dari kesalahan.
- Beri Waktu untuk Refleksi
- Setelah anak melakukan sesuatu, tanyakan, “Apa yang kamu pelajari hari ini?” atau “Apa yang kamu sukai dari aktivitas ini?”
Bagaimana Cara Mengoptimalkan Perkembangan Anak dengan Surface Learning?
Meskipun Deep Learning lebih bermanfaat untuk pemahaman jangka panjang, Surface Learning juga penting untuk hal-hal praktis. Berikut caranya:
- Gunakan Flashcard
- Flashcard bisa membantu anak menghafal hal-hal dasar seperti angka, huruf, atau warna dengan cepat.
- Buat Tugas Sederhana
- Berikan tugas-tugas yang tidak terlalu rumit, seperti menggambar bentuk geometri atau menyusun blok berdasarkan warna.
- Gunakan Lagu atau Cerita
- Anak-anak suka belajar melalui lagu atau cerita pendek. Misalnya, lagu ABC bisa membantu mereka menghafal alfabet dengan mudah.
Infografis Deep Learning vs Surface Learning

Dari Surface Learning Menjadi Deep Learning
Apakah pendekatan belajar anak dapat berkembang dari surface learning menjadi deep learning melalui motivasi dan pertanyaan terbuka dari guru?. YA, pendekatan belajar anak usia dini yang dimulai dari surface learning dapat berkembang menjadi deep learning melalui motivasi dan pertanyaan terbuka dari guru. Namun, dalam konteks PAUD/TK, proses ini harus disesuaikan dengan perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak, serta penggunaan media konkret. Guru berperan sebagai fasilitator yang menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memberikan motivasi positif, dan menggunakan pertanyaan terbuka untuk mendorong eksplorasi dan pemahaman mendalam.
Peran Motivasi Guru dalam Pembelajaran PAUD/TK
Motivasi guru memainkan peran sentral dalam membantu anak-anak bergerak dari surface learning ke deep learning . Berikut adalah cara guru dapat memotivasi anak usia dini:
- Menciptakan Lingkungan yang Menyenangkan : Anak-anak belajar lebih baik ketika mereka merasa senang dan aman. Guru dapat menggunakan alat peraga, lagu, cerita, atau permainan untuk membuat pembelajaran lebih menarik.
- Contoh: Menggunakan boneka tangan untuk menceritakan kisah tentang binatang dan habitatnya.
- Memberikan Penghargaan Positif : Pujian dan penghargaan sederhana (misalnya, “Kamu hebat bisa menyusun balok setinggi ini!”) dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dan mendorong mereka untuk terus belajar.
- Menunjukkan Antusiasme : Ketika guru menunjukkan antusiasme terhadap materi pembelajaran, anak-anak cenderung tertular semangat tersebut.
Pertanyaan Terbuka untuk Mendukung Deep Learning
Pertanyaan terbuka sangat efektif untuk membantu anak usia dini berpikir lebih dalam, meskipun kemampuan kognitif mereka masih berkembang. Berikut adalah contoh penerapan pertanyaan terbuka dalam pembelajaran PAUD/TK:
- Mendorong Eksplorasi :
- “Apa yang kamu lihat di gambar ini?” (daripada hanya bertanya, “Apa ini?”)
- “Bagaimana menurutmu kalau kita letakkan balok ini di atas balok lain?”
- Menghubungkan dengan Pengalaman Sehari-hari :
- “Di mana kamu pernah melihat benda berbentuk bulat sebelumnya?”
- “Kenapa menurutmu burung bisa terbang?”
- Mendorong Imajinasi :
- “Kalau kamu jadi pahlawan super, apa yang akan kamu lakukan?”
- “Apa yang terjadi jika kita menuangkan air ke pasir?”
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya membantu anak berpikir lebih dalam tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan berkomunikasi.
Transisi ke Deep Learning dalam PAUD/TK
Meskipun anak usia dini belum mencapai tingkat deep learning seperti yang dipahami pada pendidikan tingkat lanjut, mereka dapat mulai mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam melalui aktivitas berikut:
- Eksplorasi Praktis : Anak-anak belajar lebih dalam ketika mereka dapat menyentuh, merasakan, dan bereksperimen dengan bahan-bahan nyata.
- Contoh: Menanam biji di pot kecil dan mengamati pertumbuhannya.
- Proyek Sederhana : Proyek-proyek kolaboratif seperti membuat lukisan kelompok atau membangun rumah dari karton dapat membantu anak memahami konsep kerja sama dan proses kreatif.
- Refleksi Sederhana : Guru dapat membimbing anak untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pertanyaan seperti, “Apa yang kamu pelajari hari ini?” atau “Kenapa kamu suka aktivitas ini?”
Faktor Pendukung Keberhasilan
Agar transisi dari surface learning ke deep learning berhasil dalam konteks PAUD/TK, beberapa faktor penting harus dipertimbangkan:
- Pendekatan Bermain-Sambil-Belajar : Anak-anak usia dini belajar paling baik melalui bermain. Aktivitas pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar terasa seperti bermain, bukan beban.
- Penggunaan Media Visual dan Taktual : Alat peraga, gambar, video, dan bahan fisik seperti pasir, air, atau tanah liat sangat membantu anak memahami konsep secara konkret.
- Interaksi Personal : Hubungan dekat antara guru dan anak sangat penting. Guru harus bersikap sabar, hangat, dan responsif terhadap kebutuhan anak.
Kesimpulan
Jadi, Deep Learning dan Surface Learning adalah dua cara belajar yang berbeda, tetapi sama-sama penting. Deep Learning membantu anak memahami sesuatu secara mendalam, sementara Surface Learning membantu mereka menghafal hal-hal dasar dengan cepat.
Untuk perkembangan anak yang optimal, kombinasikan kedua pendekatan ini. Gunakan Deep Learning untuk topik-topik yang memerlukan pemahaman mendalam, dan gunakan Surface Learning untuk hal-hal praktis yang hanya membutuhkan pengetahuan dasar.
Referensi
- Biggs, J. B. (1987). Student Approaches to Learning and Studying . Australian Council for Educational Research.
- Penjelasan tentang perbedaan antara Deep Learning dan Surface Learning .
- Marton, F., & Säljö, R. (1976). On Qualitative Differences in Learning: I—Outcome and Process . British Journal of Educational Psychology.
- Studi awal tentang pendekatan belajar anak-anak.
- Hattie, J. (2009). Visible Learning: A Synthesis of Over 800 Meta-Analyses Relating to Achievement . Routledge.
- Pembahasan tentang strategi pembelajaran yang efektif untuk anak-anak.
Semoga penjelasan ini membantu ayah bunda memahami perbedaan antara Deep Learning dan Surface Learning dengan mudah!