Contoh alur tujuan pembelajaran atp tk 4-5 dan 5-6 tahun kurikulum merdeka ada CP, elemen CP, IKTP indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Dari CP (Capaian Pembelajaran) dengan elemen CP yang telah ditentukan pemerintah, dibuatkan Tujuan Pembelajaran atau TP yang sifatnya umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives); TP ini selanjutnya disusun selama satu tahun ajaran sehingga jadilah ATP yang biasanya dijadikan silabus TK kurikulum merdeka.

Definisi Tujuan Pembelajaran TK

Tujuan pembelajaran (TP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis. Sedangkan TP jika disusun waktunya dalam waktu setahun dibagi ke dalam semester gasal dan genap maka akan memiliki fungsi yang sama dengan silabus pada kurikulum 2013, yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran yang disebut dengan alur tujuan pembelajaran (ATP) PAUD.

Alur Tujuan Pembelajaran ATP TK Disertai CP TP IKTP

Tujuan pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki peserta didik dalam satu (atau lebih) kegiatan pembelajaran, yang menjadi prasyarat untuk dapat mencapai Capaian Pembelajaran. Sebagai guru merdeka belajar, guru Tujuan Pembelajaran bukan tentang aktivitas apa yang akan dilakukan murid, tetapi apa yang akan mereka pelajari.

Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan pembelajaran menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian dengan keberagaman siswa, dan metode asesmen yang digunakan.

Tujuan pembelajaran bisa dari berbagai bentuk: pengetahuan yang berupa fakta dan informasi, dan juga prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan strategi komunikasi.

ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)

ATP Taman Kanak-Kanak dalam Kurikulum Merdeka dirancang dengan pendekatan yang fleksibel dan kontekstual. Pendidik diberikan keleluasaan untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan kondisi dan karakteristik anak didik, serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar. ATP fase fondasi (TK 5-6 tahun) yang disajikan disini adalah kumpulan dari Tujuan Pembelajaran, mengingat:

Pada jenjang PAUD guru tidak mendesain alur tujuan pembelajaran, dikarenakan fase pondasi (usia 5-6 tahun) pada PAUD dilaksanakan hanya dalam kurun waktu satu tahun. Sehingga, guru hanya membuat tujuan pembelajaran.

Dalam ATP PAUD (Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak), terdapat enam aspek perkembangan yang menjadi fokus utama, yaitu:

  1. nilai agama dan moral: Aspek ini berfokus pada pengembangan karakter dan spiritualitas anak usia dini. Tujuannya adalah untuk menanamkan dasar-dasar keimanan dan akhlak mulia sejak dini.
  2. nilai Pancasila: Aspek ini bertujuan untuk mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
  3. fisik motorik: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk melatih kemampuan motorik kasar dan halus anak, serta memperkuat koordinasi tubuh.
  4. kognitif: Anak-anak diajak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar, memecahkan masalah sederhana, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis.
  5. bahasa: Melalui kegiatan bercerita, bernyanyi, dan berdiskusi, anak-anak didorong untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik.
  6. sosial emosional: Pembelajaran di Kelompok Bermain juga menitikberatkan pada pengembangan keterampilan sosial, empati, dan pengendalian emosi anak.
Baca Juga:  Contoh Laporan Perkembangan Anak (LPPA) PAUD TK KB TPA

Contoh Alur Tujuan Pembelajaran ATP TK

Berikut ini adalah preview atau tampilan untuk contoh ATP PAUD Taman Kanak-Kanak usia 4-5 dan 5-6 tahun Kurikulum Merdeka tahun ajaran 2024/2025 bisa dilihat dan dibaca online melalui buku berikut ini :

ATP TK 4-5 Tahun Merdeka
ATP TK 5-6 Tahun Merdeka

Untuk unduh dokumen silabus taman kanak-kanak kurikulum merdeka PAUD melalui link tautan berikut ini. ATP TK usia 4-5 Tahun Kurikulum Merdeka:

Dan berikut ini Alur Tujuan Pembelajaran TK / ATP TK usia 5-6 tahun Kurikulum Merdeka :

Untuk Silabus atau Alur Tujuan Pembelajaran Kelompok Bermain usia 2-3 dan 3-4 tahun format word bisa edit, ATP KB Kurikulum Merdeka silkan lihat postingan ATP KB Kurikulum Merdeka

Silabus TK Kurikulum Merdeka Alur Tujuan Pembelajaran ATP TK Disertai CP TP IKTP

Capaian Pembelajaran (CP) terdiri dari 3 elemen, yaitu elemen Nilai Agama Dan Budi Pekerti, elemen Jati Diri, dan elemen Dasar-Dasar Literasi dan STEAM. CP dan elemennya telah ditetapkan pemerintah dalam revisi terbarunya peraturan BSKAP No. 032/H/KR/2024 tanggal 11 Juli 2024. CP bersifat lebih luas dan mencakup kompetensi yang diharapkan dicapai dalam jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu jenjang pendidikan.

Tujuan Pembelajaran (TP) adalah pernyataan yang menggambarkan apa yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik setelah melalui proses pembelajaran tertentu. TP lebih spesifik dibandingkan dengan CP dan biasanya terkait dengan materi atau topik tertentu.

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah penjabaran dari Capaian Pembelajaran yang lebih spesifik dan terukur. ATP menggambarkan tahapan-tahapan yang perlu dilalui untuk mencapai CP. Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (IKTP) merupakan tanda-tanda yang dapat diamati atau diukur yang menunjukkan bahwa Tujuan Pembelajaran telah tercapai. Dalam dokumen yang diberikan, IKTP dapat dilihat pada bagian “Indikator” yang mengikuti setiap Tujuan Pembelajaran.

Baca Juga:  Pelaksanaan Tahap Berkembang Kurikulum Merdeka

Apakah dalam merancang ATP (alur tujuan pembelajaran) PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Kurikulum Merdeka itu disusun per usia atau tanpa ada tingkatan usia?

Fase fondasi adalah layanan PAUD kelompok TK B (5-6 tahun). Dikutip dari laman Kemdikbud, CP adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase, sehingga ATP adalah rangkaian TP yang disusun sistematis agar peserta didik mencapai CP tersebut. Kembali ke pertanyaan apakah ATP PAUD disusun tanpa ada tingkatan usia? Jawabannya kembali ke pertanyaan: Apakah yang dimaksud PAUD tersebut adalah fase fondasi yaitu (5-6 tahun)? Jika iya maka jawabnya ATP hanya ada satu saja tidak dibuat ada tingkatan usia, karena fase fondasi adalah usia 5-6 tahun saja.

Namun apabila yang dimaksud PAUD dalam pertanyaan tersebut adalah usia 2 sampai 6 tahun, maka, ATP umumnya disusun berdasarkan tingkatan usia. Hal ini karena anak pada setiap tahap perkembangan memiliki karakteristik, kebutuhan, dan kemampuan yang berbeda. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ATP disusun per usia:

  1. Perkembangan Fisik dan Kognitif: Anak-anak di usia yang berbeda memiliki tahap perkembangan fisik dan kognitif yang bervariasi. Misalnya, anak usia 3–4 tahun lebih banyak belajar melalui permainan aktif, sementara anak usia 5–6 tahun mulai mampu berpikir lebih abstrak dan melakukan aktivitas yang lebih terstruktur.
  2. Kematangan Emosional dan Sosial: Tingkatan usia juga memengaruhi kematangan emosional dan sosial. Anak-anak usia lebih muda mungkin memerlukan lebih banyak dukungan dalam interaksi sosial, sedangkan yang lebih tua sudah mulai bisa berkolaborasi dan berkomunikasi lebih efektif dengan teman sebaya.
  3. Kesesuaian Materi dan Kegiatan: Dengan menyusun ATP berdasarkan usia, pendidik dapat memilih materi dan kegiatan yang lebih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak pada setiap tahap. Ini membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan.
  4. Pemenuhan Standar Pendidikan: Dalam konteks Kurikulum Merdeka, penting untuk memenuhi standar pendidikan yang telah ditetapkan untuk setiap kelompok usia, sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara bertahap dan sistematis.
Baca Juga:  Contoh Buku Absensi / Daftar Hadir Guru Pendidik PAUD

Dengan demikian, menyusun ATP berdasarkan tingkatan usia memungkinkan pengalaman belajar yang lebih optimal, sesuai dengan perkembangan masing-masing anak.

      Membuat ATP TK Sendiri ?

      Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.

      Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran secara mandiri, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:

      1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
      2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
      3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas A dan B untuk Fase Fondasi;
      4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
      5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
      6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit,
        dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
      7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
      8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf
        (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
      9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat
        alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
      10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).