Ada 3 lingkup capaian pembelajaran paud kurikulum merdeka fase fondasi yaitu nilai agama dan budi pekerti, jati diri, dan dasar literasi dan steam. Poin atau esensi dari kurikulum merdeka adalah mengubah proses pembelajaran bukan hanya sebagai pemenuhan kewajiban tetapi menjadi sebuah proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
Pembagian Fase
Setiap guru tidak hanya diminta untuk mampu memberikan pengajaran yang terbaik dengan pola mengajar diferensiasi, tetapi juga lebih mendalam dan bermakna. Pemenuhan Capaian Pembelajaran tidak hanya dibatasi dalam 1 tahun ajaran namun memiliki durasi yang lebih fleksibel yaitu pada fase-fase.
- Fase Fondasi :
- Fase A : Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan kelas II
- Fase B : Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas III dan Kelas IV
- Fase C : Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A
- Fase D : Umumnya untuk kelas VII, VII, dan IX SMP/MTs/Program Paket B
- Fase E : Umumnya untuk kelas X SMA/MA/Program Paket C
- Fase F : Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA/MA/Program Paket C
Apa Itu Fase Fondasi
Capaian Pembelajaran PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) merupakan fase fondasi. Pengertian fase fondasi PAUD adalah fase yang menjadi pijakan pertama anak di dunia pendidikan dan tujuannya adalah memfasilitasi tumbuh kembang anak secara optimal, yang tidak hanya siap bersekolah, namun lebih siap menempuh perjalanannya dalam berkembang dan berperan di komunitas, negara, dan dunia.
Selaras dengan semangat Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), Capaian Pembelajaran tidak preskriptif (secara mengikat memberikan ketentuan baku) membatasi ragam laju dan kebutuhan anak dalam belajar berdasarkan usia (karena anak unik dan tidak dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya) – dan juga tidak preskriptif membatasi rangkaian pembelajaran yang dapat dilakukan satuan.

Capaian Pembelajaran PAUD
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut
(fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penyusunan CP PAUD dapat artikan sebagai sebuah tanggapan terhadap adanya kebutuhan untuk menguatkan peran sekolah paud sebagai fondasi jenjang pendidikan dasar. Capaian Pembelajaran merupakan masukan kurikulum yang digunakan oleh satuan PAUD dalam merancang pembelajaran sehingga dapat mencapai STPPA. Capaian Pembelajaran memberikan kerangka pembelajaran yang memandu pendidik di satuan /sekolah paud dalam memberikan stimulasi yang dibutuhkan oleh anak usia dini.
Tujuan CP PAUD
Tujuan capaian pembelajaran PAUD adalah memberikan arah yang sesuai dengan usia perkembangan anak pada semua aspek perkembangan anak (nilai agama-moral, fisik motorik, emosi-sosial, bahasa, dan kognitif) dan menarasikan kompetensi pembelajaran yang diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD, agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.
1. Contoh TP PAUD TK/KB Nilai Agama dan Budi Pekerti
2. Contoh TP PAUD TK/KB Jati Diri
3. Contoh TP PAUD TK/KB Dasar Literasi dan STEAM
Kenapa Perlu Disusun CP PAUD
Ada beberapa hal yang menjadi rasional capaian pembelajaran (CP) PAUD yaitu sebagai berikut :
Memberikan keleluasaan pengajaran dan pembelajaran
Kebutuhan belajar mengajar PAUD harus didasarkan pada kebutuhan anak. Ini membutuhkan pertimbangan kemampuan fisik, sosial, moral, linguistik, dan kognitif anak serta penyediaan berbagai lingkungan yang menantang dengan dukungan pendidik ke tiap anak yang memadai untuk memastikan potensi belajar anak terwujud. Lingkungan PAUD perlu ramah dan dekat dengan anak agar anak merasa cukup percaya diri untuk dapat bermain dan menjelajah di dalamnya. Ini berarti pertimbangan harus diberikan pada konteks sosial dan budaya anak dan sumber daya yang tersedia.
Menguatkan transisi PAUD-SD
Kesinambungan pembelajaran di PAUD dan sekolah dasar, adalah peran kunci mengingat periode anak usia dini sebetulnya adalah usia 0-8 tahun. Capaian Pembelajaran Jenjang PAUD berupaya untuk menempatkan kurikulum paud dan sekolah dasar dalam satu lajur pembelajaran (learning progression) sehingga ujung capaian kurikulum adalah titik berangkat di kelas 1 sekolah dasar, dan terus dibangun hingga usainya fase A, di kelas 2 sekolah dasar. Hal ini yang diharapkan akan mendukung kesiapan bersekolah anak dalam rentang usia tersebut. Kesiapan bersekolah dimaknai sebagai hadirnya hasil interaksi dari tiga dimensi: peserta didik yang siap (ready children), keluarga siap (ready family), dan sekolah yang siap (ready school).
Menguatkan artikulasi literasi dan stem
Literasi dan matematika awal tersirat di dalam kurikulum terdahulu namun dalam pelaksanaannya, masih ada satuan yang menghindari penggunaan aspek pembelajaran ini ditengarai karena kekhawatiran terjadinya schoolification (anak belajar secara klasikal di mana fokus lebih ke muatan pembelajaran di ruangan kelas dalam waktu lama dengan kertas dan pensil), sementara penting dalam pembelajarannya anak usia dini untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan.
Pengenalan pada sains, matematika, teknologi, rekayasa, dan seni dihadirkan di PAUD untuk membantu anak memecahkan masalah dan berkreasi. Kemampuan literasi dan matematika di sini tidaklah diartikan sebagai keharusan membaca, menulis, atau berhitung karena semua pendidikan di PAUD kembali pada prinsip berpusat pada kebutuhan anak. Artinya, kemampuan literasi dan matematika adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan anak untuk dapat memahami dunia, serta dapat menggunakan kemampuan tersebut dalam kegiatan sehari-harinya.
Memberikan pijakan anak memahami diri dan dunianya
Hasil pembelajaran di PAUD menekankan pentingnya untuk membantu anak-anak memahami dan bangga akan identitas mereka, dan untuk memperkuat pemahaman mereka tentang dunia dimulai dengan menjelajahi lingkungan sekitarnya. Anak-anak membutuhkan kepercayaan diri dan kepercayaan pada kemampuan mereka agar dapat secara efektif menjelajahi dan belajar tentang dunia mereka.
Mereka perlu merasa bangga terhadap dirinya sendiri, budaya asal mereka, penampilan dan cara hidup mereka. Pendidik perlu mendukung anak-anak untuk mengembangkan identitas yang kuat dan positif dengan menghormati dan menyambut masing-masing keunikan anak serta latar belakang sosial dan budaya mereka.
3 Capaian Pembelajaran PAUD
Lingkup capaian pembelajaran PAUD mencakup tiga elemen stimulasi yang saling terintegrasi. Tiga elemen stimulasi tersebut merupakan elaborasi aspek-aspek perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan nilai Pancasila serta bidang-bidang lain untuk optimalisasi tumbuh kembang anak sesuai dengan kebutuhan pendidikan abad 21 dalam konteks Indonesia. Tiap elemen stimulasi mengeksplorasi aspek-aspek perkembangan secara utuh dan tidak terpisah. Ketiga elemen stimulasi tersebut adalah:
Nilai Agama dan Budi Pekerti
Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai mengenal dan mempraktikkan ajaran pokok sesuai dengan agama dan kepercayaanNya. Anak berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan, kesehatan dan keselamatan diri sebagai bentuk rasa sayang terhadap dirinya dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Anak menghargai sesama manusia dengan berbagai perbedaannya dan mempraktikkan perilaku baik dan berakhlak mulia. Anak menghargai alam dengan cara merawatnya dan menunjukkan rasa sayang terhadap makhluk hidup yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Jati Diri
Anak mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta membangun hubungan sosial secara sehat. Anak mengenal dan memiliki perilaku positif terhadap diri dan lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku. Anak menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) untuk mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.
Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni
Anak mengenali dan memahami berbagai informasi, mengomunikasikan perasaan dan pikiran secara lisan, tulisan, atau menggunakan berbagai media serta membangun percakapan. Anak menunjukkan minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca dan pramenulis. Anak mengenali dan menggunakan konsep pramatematika untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Anak menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
Anak menunjukkan rasa ingin tahu melalui observasi, eksplorasi, dan eksperimen dengan menggunakan lingkungan sekitar dan media sebagai sumber belajar, untuk mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam dan sosial. Anak menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan merekayasa teknologi serta untuk mencari informasi, gagasan, dan keterampilan secara aman dan bertanggung jawab. Anak mengeksplorasi berbagai proses seni, mengekspresikannya serta mengapresiasi karya seni.