Sejarah perkembangan kurikulum PAUD di Indonesia dari 1950 hingg sekarang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia telah mengalami perjalanan panjang dengan berbagai transformasi kurikulum. Perkembangan ini mencerminkan evolusi pemahaman tentang pentingnya pendidikan sejak dini serta upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas PAUD. Artikel ini mengulas sejarah perjalanan kurikulum PAUD dari awal kemunculannya hingga sampai saat ini.
Era Awal Pendidikan Anak Usia Dini (1950-1975)
Sejarah pendidikan anak usia dini di Indonesia sesungguhnya telah dimulai sejak masa kolonial Belanda dengan berdirinya Fröbel Kindergarten pada tahun 1914. Namun, perkembangan kurikulumnya baru mulai terdokumentasi dengan baik setelah kemerdekaan Indonesia.
Pada awal era kemerdekaan (1950-1975), pendidikan anak usia dini masih sangat terbatas dan belum memiliki kurikulum nasional yang terstandarisasi. Beberapa institusi pendidikan anak usia dini yang ada antara lain:
- Taman Kanak-Kanak – Mengadopsi filosofi dari Friedrich Fröbel yang menekankan pada bermain sebagai sarana belajar anak.
- Taman Indria – Dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara melalui Perguruan Taman Siswa, yang menekankan pada pendekatan “among” (asah, asih, asuh) dan budi pekerti.
Pada periode ini, kurikulum masih sangat sederhana dan berfokus pada pengembangan kemandirian, sosialisasi, dan persiapan membaca, menulis, dan berhitung sederhana.
Era Standardisasi Awal (1976-1993)
Kurikulum TK 1976 (1976-1983)
Kurikulum PAUD mulai distandarisasi secara nasional dengan diterbitkannya SK Menteri P&K No.0461/U/1976 tentang Kurikulum TK 1976. Kurikulum ini menekankan pada pendekatan tematik dengan area pengembangan:
- Daya cipta
- Bahasa
- Daya pikir
- Keterampilan
- Jasmani
Kurikulum 1976 ini menjadi tonggak awal standardisasi pendidikan anak usia dini secara nasional, meskipun masih berfokus pada pendekatan akademik untuk persiapan sekolah dasar.
Kurikulum TK 1984 (1984-1993)
Penyempurnaan dilakukan melalui SK Menteri P&K No.0185/U/1984 tentang Kurikulum TK 1984. Kurikulum ini mengembangkan Program Kegiatan Belajar (PKB) yang meliputi pengembangan:
- Moral Pancasila
- Kecerdasan
- Emosi
- Sosial kemasyarakatan
Kurikulum 1984 masih mempertahankan pendekatan instruksional dengan model pembelajaran klasikal sebagai ciri utamanya.
Era Transisi Menuju Pendekatan Holistik (1994-2004)
Kurikulum TK 1994 (1994-2002)
Melalui Kepmendikbud No.71/1994, Kurikulum TK 1994 membawa perubahan signifikan dengan mengadopsi pendekatan yang lebih holistik melalui Program Kegiatan Belajar (PKB) yang mencakup:
- Pengembangan moral dan nilai agama
- Pengembangan sosial dan emosional
- Pengembangan kemampuan berbahasa
- Pengembangan daya pikir
- Pengembangan keterampilan
- Pengembangan jasmani
Kurikulum ini mulai memperkenalkan pendekatan bermain sambil belajar yang lebih terstruktur dan mengurangi penekanan pada akademik formal.
UU No. 20 Tahun 2003: Pengakuan Formal PAUD (2003-2004)
Titik penting dalam sejarah PAUD di Indonesia adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang secara formal mengakui PAUD sebagai jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar. UU ini mendefinisikan PAUD sebagai “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”
Pengakuan ini menjadi landasan hukum bagi pengembangan kurikulum PAUD yang lebih sistematis dan komprehensif.
Era Berbasis Kompetensi (2004-2013)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) (2004-2008)
Melalui Kepmendiknas No. 119/U/2004, KBK untuk PAUD memperkenalkan pendekatan berbasis kompetensi dengan aspek pengembangan:
- Moral dan nilai-nilai agama
- Sosial, emosional, dan kemandirian
- Bahasa
- Kognitif
- Fisik/motorik
- Seni
KBK mulai memberikan perhatian pada pencapaian kompetensi dan indikator perkembangan yang lebih terukur, mengubah paradigma pembelajaran dari berbasis konten menjadi berbasis kompetensi.
Standardisasi PAUD: Permendiknas No. 58 Tahun 2009 (2009-2013)
Perkembangan signifikan terjadi dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD. Permendiknas ini mengatur standar tingkat pencapaian perkembangan anak berdasarkan kelompok usia:
- 0 – <2 tahun
- 2 – <4 tahun
- 4 – ≤6 tahun
Standar ini menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum PAUD dengan pendekatan yang lebih sesuai tahapan perkembangan (developmentally appropriate practice). Periode ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan kurikulum PAUD yang lebih komprehensif.

Era Kurikulum 2013 PAUD (2014-2019)
Kurikulum 2013 PAUD ditetapkan melalui Permendikbud No. 146 Tahun 2014, yang menjadi tonggak penting dalam pengembangan kurikulum PAUD di Indonesia. Kurikulum ini mengintegrasikan aspek-aspek:
- Nilai agama dan moral
- Fisik-motorik – Motorik kasar, motorik halus, kesehatan dan perilaku keselamatan
- Kognitif – Belajar dan pemecahan masalah, berpikir logis, berpikir simbolik
- Bahasa – Memahami bahasa, mengekspresikan bahasa, keaksaraan
- Sosial-emosional – Kesadaran diri, rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, perilaku prososial
- Seni – Mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berkreasi
Kurikulum 2013 PAUD menekankan pendekatan saintifik dengan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan, yang diintegrasikan dalam kegiatan bermain.
Selama periode implementasi Kurikulum 2013 PAUD (2014-2019), terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari:
- Berpusat pada guru → Berpusat pada anak
- Pembelajaran langsung → Pembelajaran melalui bermain
- Pembelajaran klasikal → Pembelajaran berbasis sentra/area/sudut
- Stimulasi kecerdasan tunggal → Stimulasi kecerdasan jamak
Era Adaptasi Pandemi (2020-2021)
Pandemi Covid-19 memaksa adaptasi kurikulum PAUD untuk pembelajaran jarak jauh melalui:
- SE Mendikbud No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19
- Keputusan Mendikbud No. 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus
Adaptasi ini mengizinkan penyederhanaan kurikulum dan fleksibilitas dalam pelaksanaan pembelajaran dengan melibatkan peran orangtua sebagai pendamping utama anak di rumah. Periode 2020-2021 menjadi masa transisi dengan banyak inovasi pembelajaran jarak jauh dan hibrid.
Meskipun menimbulkan tantangan, era pandemi membawa percepatan integrasi teknologi digital dalam pembelajaran PAUD, seperti:
- Konten pembelajaran digital berbasis audio-visual
- Pembelajaran daring melalui platform virtual
- Portofolio digital untuk dokumentasi perkembangan anak
Era Kurikulum Merdeka (2022-Sekarang)
Kurikulum Merdeka untuk PAUD diimplementasikan melalui Permendikbudristek Nomor 262/M/2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran yang menggantikan Kepmendikbudristek No. 56/M/2022. Kurikulum ini memiliki karakteristik:
- Fleksibilitas – Satuan PAUD diberi kebebasan mengembangkan dan mengadaptasi kurikulum
- Pembelajaran berbasis proyek – Mendorong anak untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah
- Pembelajaran kontekstual – Mengaitkan dengan pengalaman dan lingkungan anak
- Asesmen formatif – Penilaian yang berlangsung terus-menerus untuk mendukung perkembangan
- Capaian Pembelajaran Minimum – Fokus pada kompetensi esensial
Perkembangan terbaru di tahun ajaran 2025/2026 dalam kurikulum PAUD di Indonesia ditandai dengan diterbitkannya pendekatan pembelajaran mendalam melalui Buku Panduan Pembelajaran Mendalam PAUD (Deep Learning).
Ringkasan Tabel Sejarah Kurikulum PAUD Indonesia
Garis waktu dengan 11 titik utama perkembangan kurikulum PAUD:
- 1950-1975: TK Awal & Taman Indria (pendekatan Asah, Asih, Asuh)
- 1976-1983: Kurikulum TK 1976 (pendekatan tematik)
- 1984-1993: Kurikulum TK 1984 (Program Kegiatan Belajar)
- 1994-2002: Kurikulum TK 1994 (pendekatan holistik)
- 2003-2004: UU No. 20/2003 (pengakuan formal PAUD)
- 2004-2008: KBK PAUD (berbasis kompetensi)
- 2009-2013: Standar PAUD (Permendiknas 58/2009)
- 2014-2019: Kurikulum 2013 PAUD (pendekatan saintifik)
- 2020-2021: Kurikulum Darurat Pandemi
- 2022-2024: Kurikulum Merdeka (fleksibilitas kurikulum)
- 2025-sekarang: Deep Learning (Pembelajaran Mendalam), Kepmendikdasmen No.13/2025 (holistik integratif)
Analisis Perkembangan Kurikulum PAUD
Jika dianalisis, perkembangan kurikulum PAUD di Indonesia menunjukkan beberapa tren:
1. Dari Akademis ke Holistik (1950-2025)
Pergeseran fokus dari persiapan akademis (calistung) menuju pendekatan yang lebih holistik dan memperhatikan seluruh aspek perkembangan anak. Pergeseran ini terjadi bertahap dari Kurikulum 1976 yang cenderung akademis hingga Kurikulum Merdeka yang holistik integratif.
2. Dari Instruktif ke Konstruktif (1984-2025)
Perubahan pendekatan dari pembelajaran yang bersifat instruksional menuju pembelajaran yang konstruktif melalui eksplorasi dan pengalaman langsung. Perubahan ini mulai terlihat signifikan sejak Kurikulum 2013 PAUD dan semakin dikuatkan dalam Kurikulum Merdeka.
3. Dari Seragam ke Fleksibel (1976-2025)
Evolusi dari kurikulum yang seragam dan kaku menuju kurikulum yang lebih fleksibel dan adaptif sesuai konteks dan kebutuhan anak. Fleksibilitas ini mencapai puncaknya pada Kurikulum Merdeka yang memberikan otonomi kepada satuan PAUD.
4. Dari Orientasi Guru ke Orientasi Anak (1994-2025)
Pergeseran paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada anak. Pergeseran ini mulai terlihat dalam Kurikulum 1994 dan semakin menguat dalam Kurikulum 2013 PAUD serta Kurikulum Merdeka.
5. Dari Konvensional ke Digital (2020-2025)
Adaptasi dari pendekatan konvensional menuju integrasi teknologi digital dalam proses pembelajaran. Perubahan ini terpicu oleh pandemi Covid-19 dan semakin diadaptasi dalam perkembangan kurikulum terbaru.
Perjalanan kurikulum PAUD di Indonesia menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Dari kurikulum sederhana di era awal kemerdekaan hingga sekarang yang di dalamnya terdapat evolusi yang signifikan dalam filosofi, pendekatan, dan konten pembelajaran menjadi titik pijak baru bagi pengembangan kurikulum PAUD yang lebih adaptif, holistik, dan relevan dengan tantangan abad ke-21. Dengan implementasi kurikulum ini, diharapkan anak-anak Indonesia mendapatkan stimulasi optimal untuk mengembangkan potensinya secara utuh dan menjadi generasi yang siap menghadapi masa depan.
