Pembelajaran berdiferensiasi untuk lebih menstimulasi aspek nilai agama moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, dan sosial emosional anak apa dan seperti apa teknisnya sehingga dapat segera diimplementasikan oleh satuan PAUD dengan harapan program PAUD akan semakin berkualitas. Materi kali ini ada materi yang sangat penting terkait lingkungan belajar berkualitas yaitu pembelajaran berdiferensiasi pada program PAUD :

Pembelajaran berdiferensiasi

Setiap anak adalah istimewa dan telah dibekali dengan kemampuan, minat dan bakat yang unik dan luar biasa sejak lahir. Oleh karena itu setiap guru harus dapat memetakan dan menggunakan potensi tersebut untuk meningkatkan potensi dan capaian pembelajaran peserta didik.

Guru melakukan asesmen terlebih dahulu untuk memetakan kompetensi, minat dan bakat peserta didik. Asesmen ini untuk mengukur aspek kognitif dan non kognitif setiap siswa. Selanjutnya hasil asesmen tersebut digunakan oleh guru untuk menerapkan pola dan proses pembelajaran yang terdiferensiasi bagi setiap peserta didik.

Selain asesmen di awal proses pembelajaran, dilakukan juga asesmen formatif dan sumatif. Hasil asesmen tersebut dapat melihat perkembangan capaian pembelajaran setiap peserta didik sehingga treatment berbasis peta siswa tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar untuk membimbing setiap siswa agar dapat mencapai kompetensi maksimal pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dan menjembatani kesenjangan kompetensi antar siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi itu adalah pembelajaran yang berorientasi pada anak, yang memberi ruang untuk melakukan kegiatan belajar sesuai minat dan cara yang berbeda sekaligus kekhasan yang dipengaruhi oleh faktor keluarga dan sosial budaya. Jadi pembelajaran ini diharapkan anak itu bisa mengeksplor sesuai dengan keinginannya dengan minatnya yang tentunya berbeda antara satu dengan yang lain dalam kegiatan bermain.

Mengapa melakukan pembelajaran berdiferensiasi

Ada beberapa alasan melakukan pembelajaran diferensiasi yaitu sebagai berikut :

  • arakteristik dan tahap perkembangan anak itu berbeda. Setiap anak punya karakteristik yang berbeda dan tentunya itu menjadi keunikan dari anak-anak itu masing-masing.
  • Potensi dari tiap anak berbeda-beda
  • Minat/keinginan setiap anak berbeda
  • Cara belajar mereka akan berbeda

Bagaimana sih mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi?

Nah dari karakteristik di atas, maka perlu kita pikirkan bahwa keinginan anak, kemauan anak itu berbeda sehingga butuh perlakuan yang berbeda pula. Sehingga para pendidik, guru, dan siapapun yang berperan di situ pasti paham karakteristik dan tahap perkembangan. Karena sesuai usia sesuai perkembangannya juga akan berbeda cara bermainnya juga akan berbeda.

Mengenali potensi anak sudah disampaikan bahwa potensi anak meskipun dalam usia yang sama kadang mereka menunjukkan potensi yang berbeda.

Tersedianya lingkungan pembelajaran yang memberikan pilihan. Jadi bagi para pendidik atau satuan PAUD itu di lembaga itu perlu dipersiapkan lingkungan pembelajaran yang beraneka ragam yang berbeda-beda sehingga anak bisa memilih mereka mau belajar mereka mau bermain dengan menggunakan alat permainan yang mana.

Adanya Interaksi yang positif dengan anak, jadi diharapkan para pendidik guru di dalam proses pembelajaran yang paling dipentingkan juga adalah mendampingi ada interaksi.

Ketersediaan buku berkualitas untuk mendukung kegiatan. Ada beberapa hal yang kita persiapkan sehingga pembelajaran berdiferensiasi itu bisa terwujud.

Bagaimana caranya? Pada saat anak bermain, mereka bermain sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Jika sesuai dengan yang mereka inginkan tentu mereka akan merasa nyaman bebas bermain, bebas dalam menuangkan ide sesuai minatnya, bebas menggunakan material yang ada disekitar kita, ada interaksi yang baik dan positif dengan orang-orang yang ada disekitarnya, baik dengan orang tua, pendidik, maupun tenaga kependidikan, begitu juga dengan teman-teman bermainnya.

Mengapa melalui bermain

  • Karena bermain itu merupakan kebutuhan hai bagi setiap anak
  • Karena bermain itu adalah salah satu prinsip pembelajaran PAUD. Jadi di pembelajaran PAUD prinsip pembelajarannya adalah melalui bermain
  • Ketiga karena bermain itu sebenarnya adalah belajar. Anak melalui bermain secara tidak sadar mereka akan mengenal warna, bentuk, mereka akan mengenal jumlah, mereka melakukan gerakan-gerakan fisik motorik. Mereka juga di dalam kegiatan bermain ada interaksi sosial dan emosional disitu. Nah di situ sebenarnya secara tidak sadar mereka bermain, tapi disitulah mereka belajar .
  • Keempat bermain itu adalah hak anak. Sesuai dengan pasal 11 undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.

Bermain itu yang seperti apa?

Agar aspek-aspek perkembangan itu bisa muncul dengan baik, bermain yang diharapkan adalah bermain yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan.

Kalau dulu kita ada enam aspek perkembangan yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial-emosional, dan seni diharapkan semua aspek perkembangan itu juga bisa muncul melalui kegiatan bermain yang dilakukan.

Selanjutnya adalah bermain yang dapat mengembangkan keterampilan inquiri, menemukan sehingga mereka bisa belajar menemukan sesuatu dari kegiatan bermainnya

Bermain yang mengembangkan imajinasi dan kreativitas bagi anak.

Bermain yang mengantarkan anak untuk bertanya sehingga pada saat bermain di situ terjadi Komunikasi komunikasi baik dengan guru ataupun dengan orangtua sehingga disitu anak aktif bertanya guru atau orangtua aktif mendampingi untuk memberikan jawaban-jawaban dan solusi-solusi yang ditanyakan.

Jenis / tipe bermain anak

Ada beberapa jenis yaitu :

Bermain eksplorasi:

Anak mengeksplorasi fungsi alat bermainnya. Mereka dalam bermain eksplorasi ini, dukungan yang dapat diberikan oleh guru adalah melakukan komunikasi-komunikasi pada saat anak bermain guru atau pendidik melakukan komunikasi melakukan percakapan yang santai seperti kesukaan anak atau pengalaman anak yang dimiliki, jadi sehingga disitu pada saat bermain eksplorasi terjadi komunikasi mengeksplorasi fungsi daripada alatnya. Misalnya ditanyakanlah: “Adek main apa ini?… Untuk apa ya?…; Dengan pertanyaan-pertanyaan yang terbuka sehingga disitu juga akan muncul pengembangan aspek-aspek yang diharapkan.

Pembelajaran berdiferensiasi untuk lebih menstimulasi aspek nilai agama moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, dan sosial emosional anak

Bermain konstruksi

Bermain konstruksi dimana anak membuat atau membangun sesuatu yang biasanya kalau di lembaga-lembaga PAUD banyak menggunakan balok. Sebenarnya alat-alat bermain, bahan-bahan itu bisa kita pergunakan dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar.

Anak membuat atau membangun sesuatu pada kegiatan bermain konstruksi itu diharapkan nanti ada dukungan yang diberikan oleh guru misalkan memberi kesempatan anda untuk berbicara yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan ide mereka, sesuai dengan tahapan perkembangan mereka dengan jawaban-jawaban sederhana.

Bermain peran

Bermain peran yaitu anak bermain pura-pura menjadi sesuatu atau seseorang dengan profesi tertentu. Dukungan yang dapat diberikan misalnya guru ikut berperan dalam permainan tersebut. Ada yang menjadi dokter, ada yang menjadi pasien misalkan, nah pada saat bermain di situ terjadilah komunikasi juga terkait permainan yang dilakukan antara pendidik dengan peserta didiknya atau antar peserta didik itu sendiri.

Bermain games

Games itu tidak hanya games yang ada di Android atau alat-alat dengan menggunakan komputer tetapi games-games ini bisa dibuat atau direncanakan oleh guru dengan sederhana dan tentunya akan membuat anak-anak tertarik dalam kegiatan tersebut. Dukungan yang dapat diberikan guru misalnya turut serta melakukan percakapan dengan anak mengenai permainan yang sedang berlangsung, atau apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Bermain seperti apa yang menstimulasi

Banyak permainan tetapi ada beberapa permainan yang dapat memberikan eksplorasi dalam upaya menstimulasi perkembangan anak.

1. Terkait masalah aspek nilai agama dan moral

Aspek agama apa kira-kira kegiatan bermain yang bisa dilakukan di situ?

  • Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan
  • Membiasakan berperilaku baik dan santun
  • Membiasakan berbicara santun
  • Menyampaikan terima kasih dan memberi salam

2. Aspek fisik dan motorik

Bagaimana pun kita bisa menstimulasi aspek fisik dan motorik anak tiap berkembang dengan baik, kegiatannya bisa bermacam-macam, sederhana tetapi bisa memotivasi aspek itu, misalnya :

  • Bergerak melakukan senam, merangkak, berlari, melompat,
  • Berkreasi dengan jari tangan ini motorik halus misalkan meronce

3. Aspek bahasa

Pada aspek bahasa ini yang bisa kita lakukan apa saja misalkan :

  • Mengenalkan anak dengan huruf atau kata (hindari drilling membaca) lakukan dengan kegiatan-kegiatan bermain aspek bahasa pengenalan huruf misalkan bisa dengan menggunakan kartu balok huruf dan lain-lain
  • Ajak anak untuk bercerita menggunakan buku cerita bergambar yang menarik segala itu bisa terstimulasi aspek bahasanya mungkin mereka tidak bisa membaca tetapi mereka bisa melihat gambar warna dan disitu bisa membangkitkan anak untuk mencoba mempelajari aspek bahasa
  • Lakukan komunikasi timbal-balik minta anak untuk menyampaikan Ide anak-anak
  • Lakukan tanya jawab sehingga terjadi komunikasi dan aspek bahasa itu bisa distimulasi anak bisa menjadi lebih baik

4. Aspek kognitif

Banyak permainan-permainan yang bisa menstimulasi kemampuan kognitif anak sains, matematik, misalnya :

  • Anak di beri kesempatan anak mengamati bahan alat atau objek yang digunakan
  • Menghitung jumlah benda
  • Melakukan pengukuran
  • Mendiskusikan fungsi dan cara menggunakan alat dengan anak

5. Aspek sosial emosional

Pada kegiatan untuk memunculkan aspek sosial dan emosional ini pada saat kapan saja anak bermain, kegiatannya :

  • Beri kesempatan anak untuk melakukan sendiri kegiatannya
  • Menyelesaikan kegiatan sampai selesai
  • Membereskan alat-alat bermain

Dukungan guru juga dapat berupa pertanyaan pembuka (pertanyaan yang jawabannya bisa lebih dari satu) pada saat anak bermain.